Kacang..kacang..kacang bawang goreng..garing..garing...hmmm..tawaran kacang saat naik bus tentu saja pernah kita jumpai. Sama saat Earth naek bus ke Kudus dari Semarang. Pernah juga pas di bus saat dari Sukoharjo ke Solo, saat istirahat kantor nyempatin nengok ortu kala itu, dan ada tawaran kacang rebus. Saat itu tak tertarik untuk makan kacang rebus, tapi Earth kasian sama penjualnya, ya udah, Earth beli aja semua, hihihihi....tak bawa ke kantor, sapa tau temen-temen di kantor mau nyemil saat ngetik data...hehehehh..dan ternyata memang laku. Tapi jangan tawarkan kacang pada my lil son, mas cilik Earth..halah...bisa teriak dia, marah-marah....dan akhirnya nangis. Entah kenapa si mas cilik itu takut bener sama kacang, semua jenis kacang, padahal juga Earth sama anggota keluarga gak pernah nakut-nakutin dia sama benda bernama kacang itu. Pernah saat arisan keluarga, Earth 'nyuguhin' kacang rebus, nah..semua keponakan pada main game di kamar kakak saat arisan berlangsung, dan semua makan kacang, dan tentu saja anak-anak membuang kulitnya sembarangan, sehingga kamar kakak banyak kulit kacang bertebaran. Si adik teriak-teriak, marah dan menangis, dan dan tidak memperbolehkan ada arisan keluarga lagi... hahahahahaha..begitulah!!!
Hmmm, kacang... nah, kenapa si adik takut sama kacang? kata adik, kulit kacang tanah itu menjijikkan, dan bau kacang rebus 'nggilani'. Dan akhirnya dia mengeneralisasi semua kacang adalah menjijikkan. Entah kacang atom, kacang goreng, pokoknya semua kacang adalah menjijikkan bagi dia. Waduh..!!
Sebenarnya Earth sudah menjelaskan. "Coba dulu, Ci,.enak deh", Kata Earth. Tapi tetep gelengan kepala yang Earth dapatkan. Jadi setiap ada anggota keluarga yang makan kacang, tak boleh mendekatinya, kecuali sudah cuci tangan, gosok gigi, atau minimal harus sudah minum dulu. Halah....!!!
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan kacang yang kita tau, misal : " Bagai kacang lupa kulitnya ". Dan tentu saja semua orang tau apa makna peribahasa diatas. Tetapi apa yang berlaku pada my lil son tak ada kaitannya dengan ungkapan diatas, tetapi sikap dia yang sudah mengeneralisasi bahwa semua kacang adalah menjijikkan, pada dasarnya menakutkan pula, bila hal itu berlaku pada sikap kita saat menilai seseorang. Saat kita tak 'sreg' pada seseorang, mungkin cara dia berpakaian, kemudian kita mengeneralisir atas semua yang 'orang' itu lakukan, yang dia kerjakan adalah buruk dan menjijikkan dimata kita. Waaah..berabe tuh..!! Dan kemudian jika kita mempunyai sikap seperti itu pada orang lain, kita akan diprotes dengan ungkapan seperti ini : " Don't judge the book by Its cover " . Nah lo..!!!
Dan tentu saja banyak orang akan mengangguk-angguk tanda setuju atas ungkapan diatas. Sama juga dengan Earth, walaupun belum tentu Earth menerapkan ungkapan itu. Hati orang sapa yang tau sih? Apa ada yang tau kalo sebenernya Earth dengki sama orang tertentu yang tidak Earth ungkapin, dan Earth mengeneralisasi semua tingkah laku atau apapun hasil kerja orang itu pasti buruk dimata Earth. Hahahahah...begitulah, jangan terlalu percaya dengan anggukan tanda setuju dari orang lain. Tapi liat saat si pengangguk itu merefleksikannya dalam kehidupan nyatanya.
Kacang mungkin tak berarti dan menjijikkan saat orang belum memaknai fungsi dan manfaatnya. Tapi saat semua mendapatkan manfaatnya, baru kacang memiliki fungsinya. Saat my lil son merasa jijik itu, dia belum memahami fungsi dan kebaikan kacang, dan tak akan memahaminya karena dia tak mau mencobanya. Mungkin saja saat dewasa kelak, pemikirannya akan berubah. Hmmm...semoga saja. Tapi kita juga tak bisa memaksakan suatu pemahaman kepada orang lain, walaupun dia anak kita sendiri.
Nah, beberapa hari yang lalu, Earth membaca suatu buku yang lumayan lama,..hihihi..telat bacanya, yaitu buku karangan Alison Hoover Bartlett, "The Man Who Loved Books Too Much". Hehehe, telat banget kan, padahal buku itu udah ngendon lama di daftar buku bacaan Earth, bahkan sempat dipinjam temen juga. Dan saat temen itu mengembalikan, baru nyadar kalo buku itu malah belum sempat kebaca Earth..ealaaaahhh...!!
Nah, di buku itu ungkapan "Don't judge The Books by Its cover" buyaar dah. Jadi ungkapan itu kan berarti (kalo gak salah lho yaa...heheheh), kita harus liat isi suatu buku dan jangan menghakimi suatu buku baru dengan melihat sampul depannya saja. Means, kita jangan menghakimi orang dengan melihat tampang atau penampilan seseorang, tetapi melihat apa yang dia karyakan, pikiran atau kemampuan dari orang tersebut. Nah, di buku yang Earth baca itu, ada ungkapan baru, "Jangan menilai buku dari isinya". Hahahahahhaha...tetapi sebenarnya itu bukan ungkapan, itu adalah lelucon dari para kolektor buku-buku antik, yang suka berburu buku-buku yang langka (walaupun definisi kelangkaan buku itu oleh para kolektor mempunyai definisi yang berbeda-beda). Kecintaan mereka berburu buku bahkan kalau perlu menjadi pencuri buku adalah bukan terhadap isi buku itu, tetapi fakta bahwa pencarian tanpa henti buku-buku itu dapat berlangsung selama berabad-abad, dan kecintaan pada buku adalah pada ketebalannya, halamannya yang berpinggiran kasar, keindahan cetakannya, sampul kulitnya yang terbuat dari linen atau kulit, dan bau kertasnya. So, filosofi kulit kacang ataupun ungkapan Don't Judge the Books by It's cover jangan pernah kalian sampaikan kepada para kolektor pemburu buku antik yaaa..hahahaha.
Jadiiii....apapun makna kita pada suatu benda atau kejijikan kita pada seseorang, semoga tidak mempengaruhi penilaian kita pada benda atau seseorang itu. Walaupun unsur subjektifitas penilaian tetap tak pernah secara murni kita hilangkan. Sebenarnya itu normal dan sah, asal tak terlalu berlebihan. Kayaknya begitu deh..heheheheh...
Salam kacang......!!!
Life is too short to wake up in the morning with regrets. So, love the people who treat you right. Forget about the ones who don't, and believe that everything happens for a reason. If you get a change, take it. If it changes your life, let it. Fight your day with your heart, get win and never surrender for what you believed. Always spread love, always thankfull for what God gives to us. Remember, no body said it would be easy. They just promised it would be worth it.
Selasa, November 15
Kamis, November 3
I need a Trigger, Pal...!!!
It's rain..my November Rain...terlihat di balik jendela kaca kantor, dilantai 2, dengan view pohon-pohon tinggi..entah pohon apa..Earth bilang, ruangan Earth ini kalo di hotel adalah suite room......hujan begitu indah terlihat, apalagi ditelinga terpasang head set dan terdengar Sounds of A Playground Fading nya In Flames..waaahhh...saat itu Earth ingin menikmati rasa yang campur aduk gak keruan...
Lama tak menulis, pingin nulis..tapi tak ada ide..otak kosong, bagai kulit kacang polong yang ompong. Tak ada isinya. Beberapa kawan mengingatkan, tapi otak tetap tak merespon. Ooohh...I need a trigger..!!!!
Hidup rasanya stuck..tak berjalan semestinya. Beberapa hari yang lalu banyak sekali yang harus dikerjakan di kantor. Dan kebetulan semuanya adalah kerjaan ad hoc. Dan semua even sudah terlampaui..
Nowwwww..., I Need A Trigger..!!!
Whaaaa...rasanya memang harus mulai jalan-jalan lagi nii. It means melihat kehidupan. Seperti kemarin beberapa hari yang lalu, saat mencari makan siang..hmmm, ngidam Rujak cingur. Di suatu warung, saat menunggu rujak cingur nya di buat, 2 anak kecil jalanan mendatangi warung itu. Sepertinya mereka kakak adik. Si kakak perempuan mungkin kelas 4 atau 5 SD, sedang adiknya laki-laki, mungkin kelas 3 SD. Mereka hendak membeli minuman, es teh. Dengan uang receh hasil jerih mengamen siang itu. Earth tanya," Hmmm.., kalian tak sekolah?"
" Sudah pulang," Jawab si anak perempuan, si kakak.
" Hmm..trus ini kok di jalan, kok gak main dirumah aja? apa kalian disuruh ibu kalian?, " Earth masih melanjutkan pertanyaaan, walau terlihat si anak perempuan tadi agak acuh tak acuh terhadap Earth.
" Enggak," Jawabnya.
" Enak dapat uang jajan," Lanjutnya.
Hmmm.....rupanya mereka memang menikmati mejadi peminta-minta di jalan karena uangnya dapat dipakai mereka buat jajan. Tapi sebenarnya Earth tak yakin dengan jawaban anak perempuan itu. Entahlah.
Begitu banyak anak-anak jalanan di negeri kita. Beberapa teman juga sedang membahas tentang Punker's yang sudah lari dari kiblat awalnya. Yaaaa... begitu banyak orang meyakini apa yang mereka yakini, bahkan anak kecil sekalipun sudah menentukan jalan hidupnya. Kemarin, saat dapat tugas memberikan inspirasi pagi di kantor, Earth pilih topik "Hidup adalah Pilihan" dari Resonansi Jiwa. Apa yang Earth jalani, apa yang anak-anak pengamen itu jalani, apa yang Punker's jalani..semua adalah pilihan. Mau tidak mau. Tetapi menurut Earth, apa yang kita jalani itu dapat pula kita rubah. Seperti DNA yang selama ini kita yakini sudah ada sejak kita lahir dan bersifat turun temurun, ternyata DNA pun bisa berubah. Dan pilihan atas hidup kita pada awal kita pilih pun bisa kita rubah setiap saat. Saat ini mungkin Earth masih memilih bekerja, bisa jadi besok sudah tidak lagi.
Saat stuck begini..Earth mulai mempertanyakan lagi jalan hidup yang menjadi pilihan Earth. Aaahhhh..., I do...I do..... I DO NEED A TRIGGER...!!!!
Langganan:
Postingan (Atom)