Life is too short to wake up in the morning with regrets. So, love the people who treat you right. Forget about the ones who don't, and believe that everything happens for a reason. If you get a change, take it. If it changes your life, let it. Fight your day with your heart, get win and never surrender for what you believed. Always spread love, always thankfull for what God gives to us. Remember, no body said it would be easy. They just promised it would be worth it.



Kamis, November 25

Yes...we can do !!!

Tugas terpenting kita sebagai orangtua
adalah membesarkan anak-anak
yang akan menjadi orang-orang baik,
bertanggung jawab dan peduli 
serta membaktikan diri 
untuk menjadikan dunia ini
menjadi tempat yang adil dan penuh kasih
bagi kita dan anak-anak kita.
Kita dapat menghiasi sebuah dunia
yang lebih hangat dan lebih baik
yang akan menyingkirkan kegelapan
dan isolasi.
                        ~ Neil Kurshan ~ 
                 Raising Your Child to be a Mensch

Bukan pendapat pribadi, tapi pengulasan akan sebuah buku yang menginspirasi ku (..sangat..!!), dari Barbara Coloroso, buku lawas namun tak lekang jaman. Dengan halaman yang kusertakan, .... come..enjoy n' share it to all childs and they parents in the world...
 STOP PENINDASAN !!!
Penindasan adalah tindakan intimidasi yg dilakukan oleh pihak yg lebih kuat terhadap pihak yg lebih lemah. Penindasan adalah isu hidup-dan-mati yg kita abaikan risikonya pada anak-anak kita. Penindasan tidak bisa atau diremehkan oleh orang dewasa, dianggap enteng, dihapuskan atau disangkal. Ribuan anak pergi ke sekolah setiap hari dengan penuh rasa takut dan gemetaran, yg lain berpura-pura sakit agar terhindar dari olok-olok. Yang menderita akibat adanya penindasan ini tdk hanya anak yg tertindas. Anak-anak penindas banyak yg terus memiliki perilaku sebagai penindas hingga dewasa, sehingga kemungkinan besar mereka kelak akan menindas anak-anak mereka sendiri, gagal dalam hubungan antarpribadi, kehilangan pekerjaan, dan berakhir di penjara. (12)
AND WHERE ARE YOU...???
Para penonton melakukan satu dari keempat hal berikut : (36)
  • tetap ketakutan atas penindasan tersebut dan terus menyalahkan target karena telah menjadi korban
  • bergabung dengan penindasan tersebut
  • karena tidak melihat ada yg campur tangan, lalu mengangkat bahu, merasa tidak berdaya untuk menghentikan penindasan, atau yang lebih buruk dari itu :
  • merasa tidak perlu menghentikannya.
 Para penonton juga terperangkap dalam pertempuran ini. Mereka tumbuh dengan dipenuhi rasa bersalah atau menjadi sangat tidak peka pada kekerasan sehingga menganggap penindasan hanya sebagai bagian dari masa kecil, bukan masalah besar, hanya cara lain untuk menguatkan anak.(37)
Ada 3 jenis penindasan yaitu : (47)
1. Verbal : dapat berupa julukan nam, fitnah, kritik kejam, penghinaan baik yg bersifat pribadi maupun rasial. Merupakan salah satu jenis penindasan yg paling mudah dilakukan , kerap merupakan pintu masuk menuju ke penindasan lainnya, serta dapat menjadi langkah pertama menuju kekerasan yg lebih kejam dan merendahkan martabat.
2. Fisik : merupakan jenis penindasan yg paling tampak dan paling dapat diidentifikasi diantara bentuk-bentuk penindasan lainnya. Contoh : memukuli, mencekik, menyikut, menggigit, menendang, mencakar, memiting serta meludahi anak yg ditindas, merusak barang-barang milik anak tertindas.
3. Relasional : Jenis ini paling sulit dideteksi. Penindasan relasional adalah pelemahan harga diri si korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian atau penghindaran. Penghindaran suatu tindakan penyingkiran merupakan alat penindasan yg terkuat.
TANDA-TANDA PERINGATAN....(107)
  • Adanya penurunan minat yg tiba-tiba di sekolah atau tidak mau pergi ke sekolah.
  • Rute yg ditempuh anak utk pergi ke sekolah adalah tdk lazim.
  • Prestasi anak di kelas menurun.
  • Anak tidak mau terlibat dalam kegiatan keluarga dan sekolah, mereka ingin dibiarkan sendiri.
  • Sepulang sekolah, anak merasa kelaparan serta mengaku kehilangan uang jajan atau tidak lapar di sekolah.
  • Anak mencuri uang orangtua dan membuat dalih yg sulit dipercaya.
  • Sesampainya dirumah, anak tergesa-gesa pergi ke kamar mandi (karena anak merasa lebih baik untuk menahannya walaupun berisiko terkena infeksi kandung kemih).
  • Anak merasa sedih, pendiam tetapi gampang marah. Atau anak menjadi ketakutan setelah menerima telepon atau email.
  • Anak melakukan sesuatu yg bukan karakternya.
  • Anak menggunakan bahasa yg merendahkan atau menjatuhkan martabat ketika bicara tentang rekan-rekan sebayanya.
  • Anak anda tidak lagi menceritakan rekan-rekan sebaya atai aktivitas sehari-hari.
  • Baju berantakan, robek atau hilang.
  • Anak menderita cedera fisik yg tidak konsisten dengan penjelasannya.
  • Anak mengalami sakit perut, pusing, kepanikan, keadaan sulit tidur atau sangat sering tidur, dan kelelahan.
Sebagai orangtua, kita tidak boleh membutakan mata, kita harus memikirkan hal-hal yg tak terpikirkan dan melihat hal yg sesungguhnya terjadi dari sebuah generasi yg kehilangan jalannya. Mereka yg hanya berdiam diri adalah bagian dari permasalahan ini. (125)
Tak seorangpun diantara kita ingin berpikir bahwa anak kita menindas anak-anak lain. Tindakan yg meneror, mengintimidasi, mengucilkan, menyiksa dan mencemooh adalah bukan persaingan antar saudara kandung atau konflik dengan teman sebaya. TINDAKAN  TERSEBUT ADALAH PENINDASAN..!!! (196)
Adalah penting untuk tidak menghukum anak. Dengan menghukum anak, maka anda hanya akan mengajari bersifat lebih agresif dan senang menyakiti. Lebih penting lagi, hukuman akan merendahkan, mempermalukan dan menghilangkan martabat anak-anak yg menjadi objeknya. (197)
Kekuatan hubungan milik anak kita, yg dilandasi komitmen dan kepedulian, sebagian ditentukan oleh jenis keluarga tempat tinggal mereka. Sekolah dan masyarakat juga memainkan peran penting, NAMUN RUMAH ADALAH TEMPAT ANAK-ANAK MENDAPAT PELAJARAN PERTAMA DALAM PENDIDIKAN MORAL MEREKA. (149)

Ada 3 jenis keluarga yaitu : (150)
  •  KELUARGA TEMBOK BATA
dalam keluarga ini termasuk mereka yg : 
- orangtua memiliki wewenang absolut, meneguhkan perintah2, dan selalu menang
- Penegakan hukum secara kaku melalui kekerasan aktual ataupun khayalan serta ancaman
- Upaya untuk mematahkan kehendak dan semangat anak dengan memberi rasa takut dan hukuman
- Penggunaan hinaan
-Penggunaan ancaman dan penyuapan (imbalan - adanya kontraproduktif untuk mempromosikan kebaikan)
- Sangat mengandalkan kompetisi
- Pembelajaran terjadi dalam sebuah atmosfer ketakutan
- Anak diajari tentang hal yg harus dipikirkan dan bukan cara memikirkannya.
Dari luar keluarga tembok bata kerap tampak seperti unit yg terikat erat. Tetapi itu hanyalah bagian luarnya saja. Dibawah permukaannya, terdapat beragam perasaan yg berubah-ubah, rasa marah, kemurkaan, degradasi, dan rasa frustasi yg terpelihara  oleh adanya dorongan yg kasar, paksaan atau intimidasi dan menunggu untuk meledak.
  • KELUARGA UBUR-UBUR
yaitu mereka yang :
-hukuman dan imbalan bersifat sembarang dan tidak konsisten
- Kesempatan kedua kadang diberikan kadang tidak.
- Ancaman dan penyuapan adalah hal yg biasa.
- Perilaku orangtua dan anak-anak dikendalikan oleh emosi. (anak-anak tidak diajari cara mengindentifikasi atau mengekspresikan perasaan-perasaan mereka sendiri secara bertanggung jawab, orangtua akan memanjakan anak atau mencoba memiliki perasaan-perasaan untuk anak-anak mereka, bukannya mendorong sang anak untuk mengelola perasaannya sendiri).
- Cinta memiliki banyak syarat. Guna mendapat kasih sayang atau persetujuan, anak-anak harus menyenangkan orangtua mereka.
Dalam keluarga ubur-ubur ini, anak-anak bisa selamat, namun mereka tidak dapat berkembang secara sehat dalam sebuah lingkungan. 
  • KELUARGA TULANG BELAKANG
Tipe ini dapat muncul dari berbagai bentuk, ukuran dan warna. Mereka tidak datang dari latar belakang atau strata sosial tertentu. Mereka tidak tinggal dalam lingkungan tempat tinggal tertentu. Mereka tidak mesti dipimpin oleh orangtua yg lebih tua atau yg lebih muda. Mereka tidak harus religius atau non religius. Mereka juga tidak mesti berasal dari suatu ras atau etnis tertentu. Mereka tidak hanya dicirikan oleh tindakan yg mereka lakukan atau yg tidak mereka lakukan, tetapi oleh cara mereka menyeimbangkan antara kepedulian kepada diri sendiri dan kepedulian pada masyarakat dalam semua hal yg mereka lakukan. Sikap saling ketergantungan diakui. Tidak ada siklus kekerasan disini, yg ada hanya lingkar kepedulian yg terus berkembang. 
Karakter yg mereka miliki adalah tidak bersifat hierarkhis, tidak birokratis, atau tidak kejam. Orangtua tipe ini tidak menuntut penghargaan, mereka mendemonstrasikan dan mengajarkan. Mereka yg disini adalah :
- Orangtua mengembangkan jaringan dukungan buat anak-anaknya melalui enam pesan kehidupan kritis yg diberikan setiap hari yaitu :
1. saya percaya kepadamu
2. Saya mempercayaimu.
3. Saya tahu bahwa kamu dapat mengatasi masalah dalam kehidupan.
4. Kamu didengar.
5. Kamu dipedulikan.
6. Kamu penting bagi saya.
- Demokrasi dipelajari melalui pengalaman.
- Sebuah lingkungan yg diciptakan adalah lingkungan kondunsif untuk aktivitas kreatif, konstruktif dan bertanggung jawab.
- Disiplin diberikan sedemikian rupa sehingga anak-anak dapat belajar.
- Peraturan-peraturan cenderung sederhana dan dinyatakan dengan jelas.
- Konsekuensi-konsekuensi bagi perilaku yg tidak bertanggung jawab bersifat alamiah atau cukup beralasan.
- anak-anak mendapat kesempatan kedua.
- Anak-anak termotivasi untuk menjadi siapapun yg mereka bisa. 
- Anak-anak menerima banyak senyuman, pelukan dan kebahagiaan.
- Anak-anak belajar untuk menerima perasaan mereka sendiri dan bertindak dengan bertanggung jawab pada perasaan-perasaan itu melalui kesadaran diri yg kuat.
- Kompetensi dan kerjasama dicontohkan dan disorong.
- Cinta tak bersyarat. Karena mereka adalah anak-anak dan bukan karena alasan apapun, mereka punya martabat dan nilai, karena memang demikian adanya.
- Anak-anak diajari cara berpikir.
- Anak-anak dilindungi dari kemungkinan terkena dampak sang penindas atau dari kebutuhan menjadi seorang penindas, melalui peneguhan pesan-pesan yg menyuburkan suatu kesadaran diri yg kuat setiap hari.
- Keluarga mau mencari pertolongan. Permasalahan-permasalahan tidak disangkal atau disembunyikan. Orangtua mengetahui saat yg tepat untuk mencari saran dari orang yg lebih tua atau para pakar dan menerima saran dengan hati dan pikiran terbuka.

Well..which way do you choose as a parents to your child ? It's all depends on your hand...

   
   

 
  





Selasa, November 16

Trauma Healing...untuk kalian sayang..!!!

Saatnya kita ajak mereka untuk tertawa sejenak....

Keinginan untuk menghibur anak-anak dipengungsian yang sudah hampir seminggu lebih, bahkan ada yang lebih dari dua minggu sangat mendesak,..awalnya,...dan dipicu pula oleh si Kakak, Firza, yang mengikhlaskan semua majalahnya yang telah dibaca dan buku-buku pelajaran (yang sepertinya tak akan terpakai oleh si adik, karena perbedaan sistem pengajaran) untuk diberikan ke mereka.. Makasih sayang,.. semoga berkah yaaa...
Ditambah krayon, buku mewarnai dan kertas lipat, terkumpullah sarana untuk amenyalurkan keinginan.
Berangkat sendiri ? aaahh... gimana nanti kalo' banyak anak-anaknya ?..Dengan bertandang ke tetangga sebelah, ajak-ajak, ayo-ayo, heheheh.. dapatlah seorang teman.. bahkan dapat tambahan 1 dus buku pelajaran lagi dan 1 tas plastik besar majalah anak-anak. Tx Jeng Win... 
Dan tak disangka-sangka, Mbak Ifah yang biasa ngajarin n' nemeni anak-anak ngaji juga bersedia...Sip..Makasih Mbak. 

Lokasi belum ditentukan, lastly ketika mo berangkat, seorang tetangga lagi akan mencari lokasi ternak pengungsi Merapi yang sekiranya untuk hari raya Idul Adha,..jadilah berangkat bersama.. Maksih Jeng Venti  to drop us and all the contents..

Unpredictable, lokasi ternak ternyata juga bersebelahan dengan lokasi pengungsian dan ternyata juga lokasi markas dan barak Kopassus. Kulihat banyak anak pengungsi juga di barak tersebut. Nah, berkoordinasi dengan anggota Kopassus, kita diberi sebuah tenda yaitu tenda makan untuk melaksanakan kegiatan. Pak wawan anggota Kopassus mengkoordinir anak-anak untuk datang ke tenda makan dan menemani kami..Hebat..!!! Siapa sangka kita malah dijaga ama Kopassus Baret Merah.
 
Dan... ayo teman-teman kecil ku kita mulai yuk ... mewarnai, melipat, bermain huruf Hijayyah dengan magnet, membaca, bermain bersama..

Bahkan orangtua mereka juga terlibat.. aduh senengnya..
Hebohnya memilih buku, majalah dan membaca..Subhanalloh...
 
aaahh... walaupun Baret merah, boleh kok ikut melipat.. Bisa gak pak Wawan ? Makasih ya bantuannya...
Dan eci hebatku pun ikut bergabung..semoga bertambah empatinya ketika kelak kau dewasa sayang!
Alhamdulillah semua lancar.. dan ketika anak-anak asyik melipat, mewarnai dan membaca..biar tidak bosan kuajak bermain di luar..tapi apa jawab mereka: "Gak Mauuu..." hehehehe..keasyikan baca. Semua anak boleh membawa majalahnya. Mau 3 mau 5 bahkan ada yang ambil buanyak...semoga bermanfaat temen kecilku..
Sayangnya, buku pelajaran 2 dus harus dibawa kembali, karena orang tua mereka kusarankan untuk mengambil dan mengajak anak mereka belajar tidak ada yang mau, dan anak-anak juga tidak menginginkan buku pelajaran.. aaahhhh... Apa boleh buat, kita maklum saja.
Rencana, kami akan datang ke tempat pengungsian yang ada yang mengampu semisal mahasiswa yang membimbing mereka belajar.. Dan alhamdulillah kami telah menemukan tempatnya, semoga dapat terealisasi.. Amien..
Akhirnya kami pulang,..dan hehehehe.. ada kendaraan amphibi di depan mata, yang jelas lihatnya cuma di tv-tv atau di markas kopassus (hiii..takut, jelas gak boleh kan)..jadi terpakasa keinginan mengabadikan juga harus tersalurkan...aaahh dasar..!!!
(earth)

Senin, November 15

Things to do first : Help them..!!!!

Ini adalah apa yang bisa earth lakukan, dengan bantuan semua teman-teman.. Thanks Pal..!!! n' we did it.


The beginning  
Kamis malam, sekitar pukul 01.30 WIB, aku ditelpon oleh tetanggaku di jogja, supaya menelpon kerumah jogja agar ada anggota keluarga yang bangun (posisi ku saat itu di Kudus), karena saat itu di Jogja lampu mati, ramai suara hujan kerikil di atap rumah, dan hujan pasir....bukan abu lagi. Sang tetangga mengingatkan untuk siap-siap kalo' harus evakuasi. Oya, rumah saya berada di jarak 25-27 km, sedangkan batas aman berada di radius 20 km (dari Gunung Merapi). Pikiran udah kacau. Bagaimana anak-anakku?.....
Aaah....aku ingat setiap akhir pesan selalu dari Balai Vulkanologi dan Mitigasi Bencana yang selalu ku update : tetap siaga dan tidak panik!!.. Kutelpon pembantu dan adik ipar, supaya menyiapkan baju, jaket, sendal dan air minum dalam satu tas untuk siap dibawa. Kunyalakan tv, Ya alloh, pengungsi sudah turun lebih jauh, dan di konsentrasikan di Stadion Maguwoharjo, yang jaraknya kurang dari sekilo dari rumahku. Dan aku hanya bisa tawakal..Pasrah!!..(ternyata malam jum'at itulah Gn Merapi meletus dan menimbulkan korban hampir 200 jiwa lebih...Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, hanya kepadaMu lah kami kembali ya Alloh).

The first idea  
Keesokan harinya, kuputuskan pulang, dan menyempatkan diri beli masker disalah satu apotek di Kudus. Saat itu terpikir hanya beli buat jaga-jaga dirumah, tetapi setelah kutanya hanya ada sedikit masker tersisa di apotek tersebut, akhirnya kuputuskan beli lagi diapotek sebelahnya. Ternyata disana masih ada beberapa dus dan juga 300 masker kain. Kenapa tidak kubawa sekalian, sebab kata petugas jaga apotek, masker tersebut baru saja datang, karena stock selalu habis akibat bencana Merapi. Karena suami siaga sudah sampai rumah untuk mengevakuasi anak-anak ke Solo, kuputuskan pulang sore. Dan ketika sampai di kantor, kenapa tidak kubeli semua masker di Kota Kudus, dan mulailah sms kukirim ke semua teman dan kenalan, mungkin banyak teman-teman yang ingin turut berpartisipasi. Dan Subhanalloh.....tanggapan teman-teman sangat luar biasa. Konfirmasi nominal transfer mulai berdatangan. Dari pagi sampai menjelang dhuhur terkumpul dana sebesar Rp. 5.170.000,-. Alhamdulillah....Dan mulailah putaran pertama bersama seorang Driver kantor (nuwun Pak Sukar!!), berdua kami keliling Kota Kudus mencari masker di apotek-apotek di Kota Kudus. terkadang hanya dapat 15 buah masker, tetapi ada satu apotek diperoleh 21 dus @ 50 biji. Perburuan berakhir pukul 16.00 WIB, dan kuperoleh 2.685 buah masker. Informasi terakhir, semua masker di Solo dan Jogja sudah habis.
Dana pertama sebelum kejadian ini dari donatur teman-teman di DJP kuperoleh sebesar Rp. 1.700.000,- dan bekerja sama dengan seorang teman dari Jogja Parenthing Community, kusalurkan dana tersebut, belanja dan distribusi kupasarahkan pada teman tersebut. Semoga para donatur berkenan.
 
The next
Karena sisa dana masih ada, kucari informasi dari seorang teman di Jogja tentang kebutuhan mendesak yang diperlukan para pengungsi. Yang mendesak adalah : baju dalam, selimut, peralatan mandi, tikar, baju pantas pakai dan bumbu untuk memasak. Hari Sabtu kupakai untuk belanja. Dengan "menculik" kakak di jeda waktu mengajar, sang bu dosen harus rela menemani belanja ke pasar (agar dapat banyak dengan harga murah) dan ke swalayan terdekat. Selimut kuganti dengan sarung dan Jarit (kain buat ibu-ibu), semua pakaian dalam baik laki-laki maupun perempuan, celana bayi ukuran bervariasi, selimut bayi dan handuk kecil. Belanja berlanjut ke swalayan di Sukoharjo, diperoleh sikat gigi, Shampoo, pasta gigi, sabun mandi, sabun cuci, sabun colek. Sore hari, dilanjutkan ke Solo, diperoleh pampers bayi dalam berbagai ukuran dan Makanan bayi siap saji. Alhamdulillah, semua barang selesai diperoleh.

Packing and start to Jogja
Pagi-pagi masih sempat nge'lakban' in, dan karena kekurangan tenaga kerja, jadi dengan sengaja ku exploitasi orangtua, suami, adik dan anak-anak...(semoga HAM tidak men"somasi" ku)...semua barang masuk mobil, diperlukan 2 mobil, n' here we go, pukul 08.30 WIB kami berangkat membawa amanah teman-teman. Bismillahirrohmanirrohim.....
Rencana mampir rumah, lihat situasi dan mengumpulkan baju pantas pakai yang bisa dibawa. setelah semua beres, kami menuju ke Stadion Maguwoharjo. Begitu banyak kendaraan yang kulihat seperti membawa bantuan pula. Tanya polisi, dimana seharusnya kami masuk. Masuk stadion yang biasanya sepi (kecuali ada pertandingan sepakbola), rame pengungsi, relawan, polisi dan TNI. Banyak posko-posko bantuan, tetapi ada nama-namanya, kebanyakan dari Bank. Dari awal niatku kuberikan ke posko yang tepat agar distribusi juga tepat dan tidak membawa misi dari salah satu nama tertentu. Turun dari mobil dan tanya ke seorang TNI, ditunjukkan tempat yang InsyaAlloh tepat sesuai yang kuinginkan. 
Mobil parkir di posko bantuan, harus kutulis darimana asal bantuan, akhirnya kutulis dari Keluarga Pajak, karena teman-teman disini selain dari pegawai DJP juga dari luar DJP. Semoga temanku dari luar Pajak ikhlas atas nama yang harus kuputuskan saat itu. Mohon maaf, semoga nama tidak mengurangi keikhlasan kita dalam berbagi. Amien.

Finally
Semua bantuan langsung diturunkan oleh beberapa anggota TNI dan relawan (berbanggalah semua anak di Indonesia kepada ayah-ayah mereka). Bantuan disebar berdasarkan tulisan di dus yang memang sudah kutulis, mereka akan teriak sesuai jenis barang di dus tersebut, dan di estafetkan ke beberapa tempat. Semoga bermanfaat, barokah bagi yang memberi dan yang menerima. Amien...
Kondisi di stadion saat itu ramai pengungsi, pengungsi ditempatkan di luar selasar stadion, sedangkan para TNI membuat tenda-tenda di luar, untuk dapur umum, mushola dll. Sanitasi di stadion bermasalah sehingga harus dibuat wc-wc darurat. 
Mohon maaf buat semua teman-teman, foto di pengungsian terbatas, rasanya tidak pantas mengambil gambar dalam keadaan seperti itu, kesannya seperti "wisata bencana"......aaaaahhh...tapi saya harus melaporkan kepada semua teman-teman...
thanks pal.... I really appreciate...
Thanks to 'alien' for the first report I use your blog : adamsunfriends.blogspot.com
My dreams comes true.... always share with my blog.
(earth)
  
time to move...

  
 
kondisi pengungsian...
bayangkan ketika baju "bekas" kita adalah hal penting buat mereka.....