Yaaa..welcome to my family,...we are a kind of long distance family....Enak ? Jelas tidak..!! Tak pernah terbayangkan ketika harus jauh dari anak-anak. Dengan suami jelas jauh-jauhan, karena memang dari awal married kami dari satu instansi yang harus berpindah-pindah kota. Tak ku ikuti,c'mon, gets reality, kalo' aku ngikut, belom selesai benah-benah rumah, belum dapet sekolah anak-anak, atau sudah dapat tapi baru jalan beberapa bulan atau parahnya baru beberapa minggu, ayahnya pindah lagi..halah..!! kasian anak-anak jadinya. Kita sebagai orangtua sih santai aja nyesuaikan lingkungan, tapi anak-anak kita ? Bukan hanya perasaan kita yang kita pikirkan, perasaan anak-anak jauh lebih penting.
Hmmm..well, dalam keluarga semua pilihan sama beratnya, masing-masing punya konsekuensi. Hukum sebab akibat selalu jalan.
Dalam long distance family, ayah dimana, ibu dimana, anak dimana.
Parah? Tergantung dari sudut pandang. Pembenaran ? bisa jadi.. What should we have to do?
Kebetulan apa yang kualami baru terjadi sekarang, mungkin beberapa keluarga telah lama mengalami. I've a comittment with my husband, si ayah boleh kemana aja, pindah-pindah, tetapi anak-anak harus dengan ibunya.
Dan pada saat sk mutasi keluar, namaku tertera di SK dan menunjuk suatu kota yang...hiks..jauh dari anak-anak. Yeaah..shock ? jelas..!!. I 've two option : go n' not to go. Go, berarti harus kujalani, Not to go : berarti aku harus keluar dari institusiku dan menjadi ibu rumah tangga. Anak-anak diajak pindah ? Jelas..!! Apakah mereka mau ? Adik mau kalo' kakak mau. Dan si Kakak tidak mau. Atasan ku sempat bilang : "Udah, anak-anak di doktrin aja, harus mau pindah. Toh, sekolahan bagus dimana-mana ada."
Doktrin ? that's never happen in my family..!!!
Suara anak-anak harus didengarkan orangtua. Orangtua tidak boleh semena-mena. We can give them many option, too. Kalo' begini nanti begini, kalo' begitu nanti begitu. Biarkan mereka berpikir dan mengerti akan pilihan yang mereka ambil beserta konsekuensinya. Kita sebagai orangtua hanya mengarahkan, memberi alternative yang baik tanpa memaksa. Memberi pengertian dengan semua kasih sayang yang kita miliki. Dan subhanalloh,we can do..setiap jalan yang diambil selalu ada hikmah yang menyertainya, ketika kita mau berpikir dan bersyukur. Tapiii...biasalah, awal-awal minggu adalah hari-hari terberat buat si Ibu, menangis bombay, konsentrasi kerja hilang, nafsu makan hilang, n' many more..termasuk tagihan telepon yang membengkak jadi 200%. Dan si anak ? dari telpon-telponan with my boys, ternyata mereka masih enjoy dengan kegiatan sekolah, asyik bercanda dirumah. Padahal aku dan my boys gak pernah semalem pun gak tidur bareng..sekarang ? Maafkan ibu sayang. Dan ketika pilihan untuk keluar akan diambil, beberapa orang yang tergantung sama kita menunggu nasib juga untuk menjadi pengangguran. Aaahh..pilihan yang sulit.
Pernah suatu tengah malam, semua perasaan sedih, menyesal karena merepotkan banyak orang yang harus nungguin anak-anak, kangen, tumpah ruah jadi satu. Dan yang bisa dilakuin hanya menangis dan berdoa. N' what's happen with my brave kids at the same time? Pada saat itu, si adik tidurnya mengigau manggil-manggil si ibu. Aaahhh.. Dan saat itu kuputuskan dalam hati, kalo' sedih harus dibikin senang, kita telpon mereka, bercanda jarak jauh. Agar perasaan sedih kita tak menular kepada si anak. Kalo' hati senang, dengarkan suara mereka, suara mereka pun pasti terdengar riang. Horeeee...
Dan apakah kualitas keluarga yang tidak terpisah pasti bagus? Seharusnya iya. Dan bagaimana dengan long distance family like us? Yaaa... yg bisa kulakuin hanya memaksimalkan waktu saat berada ditengah-tengah mereka. Mungkin walaupun keluarga itu setiap hari bertemu, ada kata : "Maaf sayang, ibu capek. Sama mbak aja ya mandinya?" atau "Sama mbak aja ya makannya", atau "ah, ibu belikan lauk kesukaanmu aja ya, kalau masak kelamaan". " "Yaa.., kan ada guru les, kenapa sama ibu belajarnya ?, Ibu masih ada kerjaan nih." Dan so many excuse lainnya.
Begitulah, cara yang mungkin harus kita buang, kalimat-kalimat excuse, karena secapek apapun, kita pasti bekerja untuk institusi atau atasan kita saat tenaga kita dibutuhkan. Nah, kalo' anak-anak perlu tenaga kita ? maukah secapek apapun kita luangkan waktu buat mereka ? Sekedar perang-perangan bantal, memberi makan kelinci kesayangan mereka, nonton film kartun bareng atau bahkan maen ps gitar heroes bareng...hahahahahah... It's a wonderfull time.
Atau malah kita asik sendiri membaca koran atau majalah langganan kita, asik dengan facebook dan hp kita, membuat janji ketemu teman-teman lama, bersih-bersih rumah dalam tempo waktu yang lumayan lama, belanja ke mall (walaupun mengajak anak-anak tapi kita asik sendiri di stand baju)...yeah..that's your choice.. Bukankah seharusnya kita bersyukur masih diberi banyak waktu, bertemu setiap hari bersama anak-anak kita, bermain, belajar, makan bersama, do something together... I wish I could do that everyday.....
Kita hanya bisa berusaha menjadi ibu yang baik buat anak-anak kita. Walaupun jarak jauh, semoga kita bisa memaksimalkan waktu saat-saat bertemu dengan mereka. Atau kita luangkan waktu sekedar untuk tahu dan bertanya pada mereka ,apa yang mereka lakukan, sudah makan atau belum, sudah sholat belum, lagi belajar apa, tadi belajar apa di sekolah, dapat nilai berapa, bermain dengan siapa di sekolah, bisa mengerjakan ujian dan tugas di sekolah atau tidak, senang tidak disekolah..dan hal-hal yang mungkin sesuatu yang kecil tapi sangat berarti bagi mereka ketika mereka tahu bahwa ada perhatian atas semua yang mereka lakukan seharian. 
For my boys,..Mom always want to hug U forever...maafin Ibu sayang, karena tak selalu ada setiap hari untuk kalian.. 
Dan ketika sabtu-minggu tlah habis, saatnya long distance dimulai...duuuh...
So, ketika pilihan senin pagi baru berangkat keluar kota (too late to get to the office) setelah mengantar dan melihat anak-anak ke sekolah mereka,dengan konsekuensi sanksi menunggu..yeah.. just say : Life is a choice..!!!
6 komentar:
now i allready miss my mom.. hehe
earth membuat saya terlihat seperti ibu ibu sedang menonton scene emosional di sinetron!!
.. huks.
Padahal aku gak doyan sinetron...hehehehe....
Jeng Nevy says: Life is a choise..!!!
I say: Islam is my choise..!!! To be a good parent is my choise..!!! To be an inspiring husband is my choise..!!!
Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
@Abdul : Life is a choice. Your choice to your lifelines, to your faith/religion, to your soulmate..for everything that happen to U, I think it is your choice too.
Dan kita berharap kita adalah a good people, a good parents etc..tapi siapa yang mengukurnya ? bukan kita, tapi orang lain lah yang menilai apakah kita orang baik, atau kita adalah orangtua yang baik buat anak-anak kita, ataukah kita istri/suami yg baik dll..Karena pepatah yang mengatakan bahwa "yang dapat mengukur baju kita adalah penjahit". Yes, I do believe it.
iya, tnyt emg kek gt kenyataan di instansi ini, karir yg belum tentu jelas berujung di belahan indonesia sebelah mana, jadi kadang trasa mengorbankan anak2 demi karir. toh smua nantiny jg buat mereka. cm kadang klu menengok sosok ibu2 dl yg bisa cukup berdiam dirumah nungguin anak2ny, sedang ayahny bekerja sangat bertolah belakang sekali dgn skarang, namun mmg itulah pengorbanan, demi keluarga juga ujung2 nya. yup, smoga smua keadaan sll berujung dengan lebih baik, keluarga2 yg dijauh2kan bs nantinya lebih dkt dan kembali lagi. semangat y ...
wow..iya chef..aku mau masak aja dirumah..lagi nunggu saat yg tepat buat keluar dr institusiku....
everything that Alloh gives to me, there's must be a reason of it..
Posting Komentar