Life is too short to wake up in the morning with regrets. So, love the people who treat you right. Forget about the ones who don't, and believe that everything happens for a reason. If you get a change, take it. If it changes your life, let it. Fight your day with your heart, get win and never surrender for what you believed. Always spread love, always thankfull for what God gives to us. Remember, no body said it would be easy. They just promised it would be worth it.



Selasa, Desember 14

Parents,....BEWARE...!!!!

Pagi hari ini tanggal 15 Desember 2010, dari stasiun tv swasta menyiarkan berita bahwa di Surabaya ada 2 orang siswa murid kelas 5 SD menganiaya dan me'malak" temannya Rp. 5000,- Dua anak laki-laki tersebut diadukan oleh ibu dari korban ke Polisi dan di proses lah keduanya di Pengadilan. Ibu korban sempat mengadukan kejadian yang menimpa anaknya ke sekolah, tetapi tidak ada tanggapan dan tindak lanjut dari pihak sekolah, sehingga Si Ibu akhirnya melaporkannya ke polisi. Pengadilan memutuskan kedua anak tersangka "bersalah",..dan alhamdulillah Pengadilan masih mempunyai hati nurani sehingga walaupun putusan Pengadilan adalah "bersalah" tetapi kedua anak dikembalikan kepada orangtuanya, dan orangtua harus dapat membina anak mereka. Dan diperlihatkan juga gambar teman2nya yang menangis. Entah menangis untuk temannya yang jadi korban atau untuk temannya yang disidang di Pengadilan.
Bagaimana jika si Ibu korban tidak melaporkan ke Polisi? Bagaimana jika Pengadilan memutuskan bahwa anak harus di "sel" kan atau di masukkan lembaga Pemasyarakatan Anak?  
 
Seandainya pihak sekolah mau mendengarkan keluhan orangtua dan mau ikut berpartisipasi dalam pembinaan anak, tentu hal-hal tersebut dapat dihindarkan. Apabila si Ibu tidak melaporkan ke Polisi, tentu si anak pelaku bisa jadi akan terus melakukan aksinya dan semakin banyak korban lagi. Tetapi apabila si anak pelaku dihukum dan di"sel"kan, apakah juga akan lebih baik bagi kelak kehidupannya nanti? Syukurlah, si anak dapat kembali ke orangtuanya, dan terjadilah "pembelajaran" disini, bagi si anak pelaku, maupun bagi orangtuanya. Dan di masyarakat kita, semoga tidak ada yang "mencibir" atas tindakan yang dilakukan / pelaporan yang dilakukan oleh Ibu korban.Karena sebelum lapor ke Polisi sudah ada upaya melaporkan ke pihak Sekolah.

Kejadian yang pernah langsung kualami adalah pada tahun 2006 lalu, pada saat menunggu anak sekolah di TK, biasanya mereka akan bermain berkelompok dari kelas yang sama. Nah, ada seorang anak yang agak gendut, ketika akan naik ke panjatan untuk main luncuran, diatas dihadang oleh temannya dan diminta uangnya. Yang aku dengar saat itu adalah,"Ayo, bayar karcis dulu!". Tetapi tidak meminta kepada anak yang lainnya. Sesaat kuperhatikan, dan ternyata bukan main-main, karena uang sebesar Rp. 1000,- tersebut saat lonceng berdentang tanda selesai istirahat tidak kulihat dikembalikan. Karena aku kenal anak dan orangtuanya, kudekati dan kutanya, " Tadi tante lihat kamu minta uangnya Digma ya?, Dikembalikan ya,dan jangan lupa minta maaf ya", kataku. Si anak nurut dan mengembalikan uang "hasil dia memalak". Dan kebetulan si anak pelaku memang agak sedikit berbeda dengan teman yang lain, yang mungkin orang lain akan bilang: nakal. Pernah juga, seorang anak menangis (teman anakku juga), dan ternyata dia menangis karena ingin ikut main dengan teman-temannya, tetapi tidak diperbolehkan oleh anak pelaku tadi. Aaaaah... padahal ini baru TK. Bagaimana dengan anak-anak kita ketika mereka di sekolahan lanjutan nantinya?   
Sepertinya kejadian ini akan terus berulang, apabila tidak ada kepedulian dari semua pihak, dari orang tua, dan pihak diluar lingkungan keluarga, yaitu sekolah dan masyarakat.Alangkah senangnya dunia ini, jika anak-anak kita berangkat ke sekolah dengan senyuman dan pulang kembali kerumah juga dengan senyuman. 
Remember,... It should't hurt to be a child...!!! 


  

2 komentar:

kaguheroes mengatakan...

saya adalah salah satu korban bullying ketika saya di sekolah dasar,kelas 3sampai 4 setiap hari saya harus cepat bergegas pulang melewati jalan tikus untuk menghindari "mereka", sampai yang paling saya ingat ketika "dia" menodongkan pisau belati pramuka ke leher saya,
pengalaman yang mengerikan, tapi setidaknya disana juga ada hal positif yang saya bisa ambil, saya belajar untuk lebih mengenali dunia secara nyata.. tergugah untuk memperbanyak teman (dulu saya introvert), dan belajar mengenali karakter teman2 hehe i do love your post, would u wrote on d different side? dari sisi si bulliyer misalnya? thx... earth Se\m/angat!

earth-heart mengatakan...

Hah..? Bener nih ? Gak nyangka ternyata temenku sendiri adalah salah satu korbannya. But I think, U're a survive victim. Next, I'll try to post in other side. Tapi emang harus ketemu ma pelakunya. Nah, adakah volunteer disini yang "dulu" adalah pelaku, sehingga bisa kuwawancarai?.. Yeah,..maybe I'll try to find someone.
Tx 4 Ur comment, Aip. U're d best!!!