Life is too short to wake up in the morning with regrets. So, love the people who treat you right. Forget about the ones who don't, and believe that everything happens for a reason. If you get a change, take it. If it changes your life, let it. Fight your day with your heart, get win and never surrender for what you believed. Always spread love, always thankfull for what God gives to us. Remember, no body said it would be easy. They just promised it would be worth it.



Jumat, Juli 29

Good? Bad ? Who Knows ?

Beberapa hari aah bukan cuma hari.. beberapa minggu bahkan.. tak ada semangat... selain nunggu hari Jum'at supaya bisa kumpul dengan my boys. Cuman mereka yang bikim mom nya semangat buat terus hidup dan hidup terus. Some friends are leaving me, for many reason of course.  They broken their promisess to me, to look after me, no matter what happened in many condition to us. But,..yes, It's easy to blame averything on them, when in fact all focus should be an ourselves. Sampai akhirnya hasil dari enjoying tears and laugh, buku cacing (jilid kedua) mulai merasuk lagi. Semangat masih lemaaahhh... tapi waktu tetap berjalan.. nikmat atau tidak, ya harus dinikmati... siapa bilang hidup mudah ? kalau mudah, bukan hidup namanya. Life's never flat... especially  for me.Hahahah..mungkin Earth gak siap nii ma umur yg semakin menua.. Puasa di romadhon kali ini kayaknya tepat untuk men- charge hati dulu. Sign off dari apapun. Enaknya blog nya sign off juga gak yaaa ? aha aha aha.. no body cares off course..whehehehehe

Bramavanso.. tx bukunya yaaa.. cacing keduanya ku curi disini dulu yaa.. jangan marah ya Ajahn Brahm... pleaseee... Yuk reading lagi :
Good? Bad? Who Knows?
Ada seorang raja yang begitu senang berburu. Suatu ketika, saat berburu jarinya terluka. Tabibnya yang tua merawat jari itu. Raja, karena gelisah bertanya,"Bagaimana tabib, apakah jariku bakal baik atau buruk?" tabibnya menjawab,"Good? Bad?Who Knows?" ("Baik? Buruk? Siapa yang tahu?")
Beberapa hari kemudian, jari itu terinfeksi hingga jadi bengkak. Raja kembali menemui tabibnya dengan panik, "Apa yang terjadi? Apa lukaku akan baik-baik saja?" Tabibnya menjawab,"Good? Bad? Who Knows?"
Jelas ucapan tabibnya tidak membuat raja terkesan sama sekali, namun ia hanya bisa memercayai tabibnya. Beberapa hari kemudian luka itu sudah begitu parahnya hingga tabib harus memotong jarinya. Amputasi!
"Baik? Buruk? Aku tahu ini buruk!!!" Raja murka dan menjebloskan tabibnya ke penjara karena tidak bisa menyelamatkan jarinya. Setelah menjebloskannya, raja berseru kepada tabib dalam penjara, "Nah sekarang bagaimana perasaanmu, ha?" Tabib menukas, "Good? Bad? Who Knows?" Raja mendengus, "Dasar tabib sinting!"
Setelah luka di jarinya sembuh, raja kembali berburu. Kali ini ia mengejar buruannya makin ke pelosok rimba, terpisah dari rombongannya, dan ia ditangkap oleh suku penghuni rimba. Mereka menangkapnya untuk dikorbankan kepada dewa-dewa mereka. Bukan kepalang takutnya raja kita ini. Akan tetapi, tepat ketika raja nyaris dikorbankan, mereka melihat jari tangannya kurang satu! Suku rimba itu berkata," Kamitidak bisa mengorbankan kamu. Kamu tidak sempurna untuk jadi korban!" Jadi mereka melepaskannya.
Ketika raja berhasil pulang ke kerajaannya, ia berpikir, "Wow! Betapa beruntungnya aku! Jika seluruh jariku lengkap, aku pasti sudah mati! Jika seluruh jariku lengkap, aku pasti sudah mati!" Lalu ia menemui tabib di penjara dan berkata, "Menakjubkan! Memang aku kehilangan jariku, tapi siapa yang tahu apakah ini baik atau buruk? Dain ini baik bagiku! Terima kasih banyak! Aku membebaskanmu dari penjara!"
Raja melanjutkan, "Aku menyesal telah berbuat buruk memenjara kamu." tabib itu menyeletuk, "Apa maksud Paduka memenjara hamaba adalah buruk? Justru bagus hamba masuk penjara! Karena jika hamba tidak dipenjara, hamba pasti akan bersama Paduka saat berburu! Suku rimba akan menangkap hamba, dan karena jemari hamba lengkap, hambalah yang akan dikorbankan!"
Makna kisah ini adalah.... baik atau buruk, siapa sih yang tahu? Jika suami anda meninggalkan anda karena perempuan lain..... Good? Bad? Who Knows? Ini sungguh benar. Anda tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Anda Kehilangan rumah Anda : Good? Bad? Who Knows?
Hal yang menakjubkan mengenai hidup adalah hidup ini begitu tidak pasti. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Namun terhadap semua hal yang terjadi dalam hidup, kita bisa memiliki hubungan yang baik terhadapnya, ramah, menerimanya. Kita tidak menyalahkan kehidupan, marah atau sedih pada hidup, sebab... Good? Bad? Who Knows?
Ketika pacar saya mencampakkan saya, rasanya sangat menderita. Namun kini saya bisa berkata, "Terima kasih banyak. Karena jika kamu tidak mencampakkanku, aku sudah menikah denganmu kini, punya anak, lalu cerai, dengan banyak cicilan dan tagihan. Menjadi gila seperti orang lain. Jadi terima kasih sudah mencampakkanku. Terima kasih banyak!"
saya ingat ada orang yang pernah datang ke Wihara Bodhinyana dan menceritakan kisah nyata yang mengubah hidupnya ini. Ia adalah seorang pengusaha Australia yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Mumbai, dan setelah menyelesaikan urusannya, ia berencana terbang ke Inggris. Ia memesan taksi dari hotelnya,"Antar saya ke bandara."
Taksi itu membawanya ke bandara, namun salah jalan dan nyasar. Kadang para supir taksi ini, bahkan mereka bekerja di tengah kota, mereka sering tidak tahu jalan. Akibatnya taksinya kesasar, waktu makin mepet, pesawat segera terbang. Orang Australia ini makin lama makin cemas, kesal, bahkan marah,"Cepat antar saya ke bandara! tanya polisi! Tanya siapapun! Pokoknya bawa saya kesana secepat mungkin!"
Harapan terakhir yang ia punya adalah semoga pesawatnya ditunda terbang. Namun ketika sampai di bandara, ia bisa melihat pesawatnya sudah lepas landas, terbang ke angkasa, "Supir sialan! Aku ketinggalan pesawat!"
Kemudian ia melihat pesawat itu mendadak turun lagi, lalu jatuh! Seluruh penumpangnya tewas! Ia menyaksikan itu...termangu... lalu berkata, "Aduuuh, terima kasih supir taksi!" Ia pun memberikan tip besar ke supir taksi itu. Namun ada sesuatu yang mengubah seluruh hidupnya.
Bagaimana Anda bisa begitu marah dan kritis terhadap hal yang tidak berjalan sesuai keinginan Anda? Ini adalah falsafah indah mengenai kehidupan, yang berarti Anda tidak menjadi negatif sama sekali terhadap hidup, namun...Good? Bad? Who Knows?

Yeaaaahhh.... Sometimes it's a good hurt....And it's feels like I'm alive...
kalo ini mah liriknya Incubus...wehehehehe... semoga bisa membuat Earth semangat lagi setelah rencana nyepi dulu menikmati Romadhon.. men - charge this heart to be a beautiful Earth heart... (hope can make it.. amiieeennn)




Jumat, Juli 15

Si Ular Jahat

Cerita tentang Si Ular Jahat ini, Earth ambil dari Buku Si Cacing dan Kotorannya (1) dari Ajahn Brahm, halaman 58....
Minta ijin ya Bramanvamso...please..!!

Just to share.... begitu banyak yang bisa kita dapatkan dari buku, siapapun pengarangannya dalam agama dan keyakinan apapun.

Wanna to read ? Lets see..about that evil snake....!!!


Seekor ulat jahat hidup disebuah hutan dipinggir sebuah desa. Dia kejam, licik dan jahat. Dia akan menggigit orang untuk senang-senang--demi kesenangannya belaka. Ketika si ular jahat sudah berusia lanjut (menurut perhitungan tahun ular tentunya), dia mulai merenungkan apa yang akan terjadi pada para ular ketika mereka mati. Selama hidupnya, dia telah sering melecehkan agama-agama, dan ular-ular yang menurutnya naif dan bodoh, percaya saja pada omong kosong seperti itu. Sekarang dia mulai tertarik pada agama.
Tidak jauh dari liangnya, dipuncak bukit, tinggal seekor ular suci. Semua orang suci bertempat tinggal dipuncak bukit atau gunung, demikian juga ular suci. Ini sudah tradisi. Tidak pernah kita dengar orang suci tinggal di rawa-rawa.
Suatu hari, si ular jahat memutuskan untuk mengunjungi sang ular suci. Ia memakai jas hujannya, kacamata hitam, dan topi supaya teman-teman tidak mengenalinya. Kemudian dia mulai merayap keatas bukitmenuju wihara sang ular suci. Ia tiba ketika ceramah sedang berlangsung. Sang ular suci duduk diatas sebuah batu dengan ratusan ular mendengarkan dengan penuh perhatian. Si ular jahat merayap dipinggir kerumunan, dekat dengan jalan keluar, dan mulai ikut mendengarkan ceramah.
Makin didengarkan, makin terasa masuk akal. Dia mulai merasa yakin, lalu terinspirasi, dan akhirnya terubahkan. Seusai ceramah, dia menghadap sang ular suci, dengan air mata bercucuran, dia mengakui kejahatannya selama ini, dan berjanji, mulai sekarang dia akan menjadi ular yang sama sekali berbeda. Dia bersumpah di depan sang ular suci untuk tidak lagi menggigit manusia. Dia akan menjadi baik. Dia akan mulai menunjukkan kepedulian. Dia akan mulai mengajarkan kepada ular-ular lain bagaimana menjadi baik. Dia bahkan memasukkan uang ke kotak dana di dekat jalan keluar (saat semua ular melihatnya, tentu dong).
Walaupun sesama ular dapat bercakap-cakap, itu terdengar seperti desis yang sama bagi telinga manusia. Si ular jahat, eh, mantan ular jahat, tidak bisa mengatakan kepada orang-orang bahwa dia sekarang pecinta damai. Orang-orang desa masih menghindarinya, walaupun mereka mulai bertanya-tanya atas lambang Cinta Damai Internasional yang dikenakannya dengan jelas di dadanya. Suatu hari seorang penghuni desa asyik mendengarkan walkmannya, dia berjingkrak-jingkrak tepat disebelah si ular, dan si ular sama sekali tidak menyerang, dia hanya tersenyum seperti halnya pemuka agama.
Semenjak itu, orang-orang desa menyadari bahwa si ular jahat tidak lagi berbahaya. Mereka berjalan melewati si ular sewaktu dia duduk bersila dalam meditasinya di luar liangnya. Lalu beberapa anak nakal dari desa mulai mengganggunya.

"Hei, tukang rayap!" mereka mengejeknya dari jarak yang aman. 
"Tunjukkan taringmu, jika kamu memang punya, hai cacing kegedean. Dasar dodol, tempe, bikin malu spesiesmu saja!"
Dia tidak suka dipanggil rayap, walaupun ada benarnya juga, ataupun cacing kegedean, tetapi bagaimana dia bisa membela diri? Dia sudah bersumpah untuk tidak akan menggigit.
Menyaksikan si ular sekarang begitu pasif, anak-anak itu menjadi makin berani dan mulai melemparinya dengan batu dan gumpalan tanah. Mereka tertawa kalau ada yang kena. Si ular mengetahui bahwa dia bisa saja merayap cukup cepat untuk menggigit semua anak-anak itu, sebelum Anda usai mengucapkan "World Wildlife Fund". Namun sumpahnya mencegah dia melakukan hal itu. Lalu anak-anak itu makin mendekat dan mulai memukulinya dengan tongkat. Si ular menerima pukulan yang menyakitkan itu, tetapi sekarang dia sadar, dalam dunia nyata, kita harus tega menjadi jahat untuk melindungi diri. Ternyata agama hanyalah omong kosong. Jadi dia merayap dengan menahan rasa sakit keatas bukit untuk mengunjungi sang ular palsu dan akan melepaskan sumpahnya.
Sang ular suci melihatnya datang, dengan tampang lusuh dan lecet-lecet, dan bertanya,"Kenapa kamu?"
"Ini semua salahmu!" si ular jahat mengeluh dengan tampang masam.
"Apa maksudmu 'ini semua salahku'?" protes sang ular suci.
"Kamu mengajarkanku untuk tidak menggigit. Sekarang lihat apa yang terjadi pada diriku! Agama mungkin cocok di wihara, tetapi dalam kehidupan nyata...."
"Oh, kamu ular bodoh!" sang ular suci menyela. "Oh, ular dungu! Oh, ular bego! Memang benar aku menyuruhmu berhenti menggigit, tetapi aku tidak pernah menyuruhmu berhenti mendesis kan?"


Terkadang, dalam kehidupan, orang suci sekalipun harus "mendesis" untuk menjadi baik, tetapi tidak ada yang perlu menggigit.   
 
yuhuuuuu.....are anyone could take a point from that story? ahahaha...
hmmm...Earth dah mulai menginjak separo dari buku si cacing yang kedua.....let's go to happy reading again..!!!
 


 

Selasa, Juli 12

Pak sopiiirrr...wot hepen wit yu....????

Hmmm..perjalanan Earth minggu kemarin sungguh luar biasa. Numpang temen like usually, cuman kali ini karena inget ada jalan yang sedang diperbaiki dan takut ketinggalan Elf nya, Earth turun di Terminal terboyo ganti taksi lewat tol langsung ke Miranda Srondol, shuttle keduanya Joglosemar. Naaahh,...cerita bermula disini nii..  
Cari Taksi yang sudah ada, kemudian naik, kataku pada Pak sopirnya " Pak, Miranda ya..Joglosemar". 
"Iya mbak, lewat Tol ?" tanya Pak Sopir Taksi. 
"Iya Pak, pokoknya yang cepet sampai Pak, ngejar kendaraan ke Jogja ni," kataku.
Singkat cerita, Earth dah masuk tol..nah, si Bapak Sopir menghela napas panjang.."huaaahh...Gustiiii, hidup kok kayak begini," keluh si bapak. 
"Kenapa Pak?," tanyaku.
"Lha iya to mbak, dari dulu saya ya cuman seperti ini, jadi sopir taksi, berada dijalan, bahkan kadang-kadang sholat jadi terlewati."
"Wah, Pak, jangan terlewati Pak. Kan Bapak tadi pas Adzan Maghrib belum ketemu saya, deket rumah sakit tadi pasti ada Mushola," sahutku.
"Bukan cuma sekarang mbak, kadang-kadang kalau pas adzan, saya pasti masih di jalan."
"Yang penting jangan ninggalin sholat Pak, pasti Bapak lebih tahu caranya,"kataku tetep ngeyel. Tapi daripada dibilang sok teu, karena Earth juga bukan manusia sempurna, maka diamlah aku.
Kemudian si bapak sopir terbatuk-batuk.
"Maaf mbak, batuk nih," ujarnya. "Tadi minum kopi diwarung soalnya, jadi batuk gini," lanjut si bapak. Earth diam aja, cuman mikir dalam hati, ni bapak kalo emang bisa batuk karena minum kopi, kenapa dia minum kopi tadi.
Dan kemudian, sopir itu batuk lagi. " Pasti tadi airnya belum matang nih." Si bapak menyalahkan airnya. Hmmm...Earth mulai tersenyum, dan masih diam. 
"Capek mbak jadi sopir taksi begini," Si bapak memulai pembicaraan lagi.
"Emang bapak sudah lama jadi sopir taksi?," tanya Earth. Gak sopan kalau gak menanggapi, lagian Earth emang suka ngobrol sama sopir..heheheh..Sama siapa aja maksudnya. Kan berguru bisa kita dapatkan dimana aja. Banyak falsafah yang mungkin tidak kita sadari akan kita dapatkan saat mengobrol dengan orang yang tidak kita kira sebelumnya.   Right?
"Baru setahun mbak." 
"Trus, sebelum nyopir bapak kerja apa?" 
"Gak kerja mbak." 
Ih.. gimana sih si bapak ini, kek lupa bersyukur jadinya, pikir Earth. Lha iya, kan udah setahun dapet kerja, lumayan kan. Kerja apa aja kalo kita lupa bersyukur, gak ada pekerjaan yang enak. Yang enak mah tiduran dirumah, uang datang sendiri..hahahaha...berarti harus punya tuyul dong..wakakakakakak..!!!
"Mana anak saya enam lagi," si bapak sopir masih melanjutkan pembicaraan.
"Whaaaa..hebat Pak, punya anak enam. Rejeki dong ya Pak, kata orang, banyak anak banyak rejeki Pak." komentar Earth. Terperanjat pula ni, dengan kondisi ekonomi yang mungkin pas-pas an si bapak sopir malah punya anak enam.
"Rejeki apa? Wong malah banyak biaya. Siapa bilang sekolah gratis, anak saya yang kedua mau saya pindahin ke STM saja, lha disuruh bayar uang gedung 2,5 juta. Dapat uang darimana saya?".
"Yaaa..berarti bapak besok jangan bikin anak lagi pak." 
"Ya biarin aja, lha kalo nanti jadi lagi, ya udah. Mau gimana lagi?," Kata Si Bapak Sopir Taksi.
Ealaaahh...Cape deehh...mending diam beneran nii Earth..
Gantian Earth yang menghela napas jadinya.
Yap..begitulah,.... jadi inget buku apa yang pernah Earth baca dulu, ada kufur sengsara dan ada kufur nikmat. Means, orang yang tidak bersyujur saat diberi nikmat ataupun sedang dalam sengsara sehingga dia lupa sama Tuhannya...dan menjadi orang yang tak beriman lagi. Sengsara kok bersyukur?. Gimana coba ? Nah ini cerita orang lain yang bersyukur saat sengsara.. pada hari yang sama, profesi yang sama, beda jam aja.. Dan ceritapun berlanjut..
Saat sampai di shuttle, ternyata Elf terlambat 2 jam..waaahhh..cape' nunggu, untung ada restoran deket shuttle, jadi bisa makan dulu, dan untung Earth selalu bawa buku, jadi menunggu sambil membaca..sangat efektif untuk mengganti kebosanan. Akhirnya jam 20.30 bisa start ke Jogja dengan elf dan sesuai tiket, Earth duduk di seat 1 yakni disamping Mr. Sopir. 
Sang Mister sudah agak tua.. dan biasa..mengobrollah kita. Dan hebatnya, si mister sopir ini bisa membuat Earth ngakak-ngakak dengan ceritanya.  Pas pembicaraan sampai ke tayangan tipi, si mister bilang kalo suka nonton tayangan yang lucu-lucu aja. Tayangan macam Sinetron tak suka, reality show pun tak suka, karena menurut beliau, tayangan itu juga sudah di bikin-bikin jadi bukan asli. Si mister nanya : "Mbak suka liat acara apa?"
"Kartun," jawabku. Emang bener Earth suka banget nonton kartun, dan jelas gak mungkin Earth bilang suka nonton NGC atau BBC Knowledge di Indovision.. sombong amat ntar keliatannya. 
"Wah, sampeyan ini punya kelainan Mbak," Ujar mister sopir.
Whahahahahah..Earth ngakak..Emang Pak, betul tebakan bapak, dan Earth juga tau kalo' Earth punya kelainan sejak kecil. Lha wong kantor an di Klaten dulu aja, Earth masih langganan Donal Bebek, dan diketawain siapa aja yang liat. Tapiii... Emang Gue Pikirin ? 
"Hahahah, kartun menyehatkan Pak, gak ada efek samping," kubilang.
Pas pembicaraan sampai ke jumlah anak dan kerjaan, Earth nanya "Putra berapa Pak?".
"Tiga. Yang kedua sudah meninggal".
Dan si mister sopir menceritakan kedua anaknya yang masih hidup, yang pintar, yang pertama dapat beasiswa masuk perguruan tinggi di Purwokerto. Gak mau minta uang bapaknya lagi, bahkan mau beliin setrika ibunya. Sedang si adik, yang juga pintar sekarang mau masuk SMP. Dan beliau cerita akan mencari uang sekuat tenaga untuk pendidikan anaknya. Beliau gak mau anak-anaknya tidak berpendidikan seperti dia.
"Bapak dah lama jadi sopir?" tanya Earth.
"Sejak dikandungan mbak," jawabnya sambil lalu.
Wahahahahha...Earth ketawa lagi.
"Lha sekarang saya mau nyetir sambil merem aja bisa kok, tapi nanti mbak nya takut," sambungnya. Hihihihi..Earth jadi gak brenti tertawa. 
"Asyik dong Pak, jadi hapal jalan".
"Asyik gak asyik tergantung kita mbak. Mau marah kalo' macet jalannya,..ya marah sama siapa..kalo' mau gak nyopir, nanti yang dirumah makan apa..yaaa..dinikmati sajalah mbak".
"Ibu kerja juga Pak?"
"Jadi Penjahit, sambil bikin kacang atom. Nah, saya kalo lagi dapat jatah gak nyopir saya bantuin istri buat nyetor kacang atom ke warung-warung, saya juga yang bungkusin kacang atom nya".
Wah hebat nii si mister sopir. Hmmm..beda banget sama si bapak sopir taksi tadi sore. 
 Pantang menyerah, dan dari mulai kenalan start dari Semarang sampai mau masuk Magelang sebelum akhirnya Earth tertidur, tak satupun kalimat keluhan keluar dari mulut beliau. Sempat nanya kerjaan Earth, keluarga..dan ketika tau bahwa Earth termasuk Long Distance Family, beliau malah bilang : "Enak an saya mbak, uang gak banyak tapi setiap hari kumpul sama anak istri".
Hobah, hebatnya si sopir satu ini. Dan sebelum Earth jatuh tertidur, kita berdua sempat bekerja sama mencari jalan karena jalan di Banaran Pringsurat yang mulai merayap akibat truk-truk didepan kita yang gak kuat jalan menanjak sehingga jalan pelan-pelan. 
"Yap, kiri kosong Pak, lanjut aja!," dan elf pun melaju melewati beberapa mobil dari sebelah kiri. Earth gak tau penumpang lain tidur dan mungkin terganggu dengan pembicaraan kami, karena Earth sering tertawa dari omongan-omongan yang dilontarkan mister sopir. Tapi malam itu Earth banyak belajar dari dua orang sopir yang Earth temui sehari itu. 
The point is : jangan banyak mengeluh... dan rupanya hal ini baru menyadarkan Earth, sapa tau sebenarnya Earth banyak berkeluh kesah yang tak Earth sadari, dan teman-teman yang mendengarkan keluhan Earth bisa jadi bosan tapi tak mampu menghentikan keluhan kita. Waaahhh...bener-bener pelajaran berharga yang tak bisa kita beli dengan gaji kita. Thanks Bapak-bapak sopir.. Earth tahu harus milih yang mana dari kalian berdua untuk dijadikan contoh. 
Hmmm..akhirnya masuk rumah di jogja jam setengah dua belas malam...whuaaahhh..tapi alhamdulillah..walo pun kemalaman, tapi selamat sampai rumah..Semoga masih bisa bersyukur. Toh besok libur...horeeee.... :)