Life is too short to wake up in the morning with regrets. So, love the people who treat you right. Forget about the ones who don't, and believe that everything happens for a reason. If you get a change, take it. If it changes your life, let it. Fight your day with your heart, get win and never surrender for what you believed. Always spread love, always thankfull for what God gives to us. Remember, no body said it would be easy. They just promised it would be worth it.



Kamis, November 1

Seorang Bapak Tua dan Sebuah Masjid

Hmmm...awal November..masih tanggal muda saatnya gajian buat yang dapat gaji.Eits..jangan sombong dulu. Buat yang belum gajian, bukan berarti dia tak punya uang lho, jangan salah, berarti orang ini mungkin malah bisa menggaji orang atau menggaji dirinya sendiri....Nah..!!  
Mumpung duitnya masih utuh (semoga, amiin.....hihihihi), ada yang mau mencari berkah dan barakah tidak???? Kalau mau, silahkan dengar cerita Earth kali ini ya.....cerita ini tentang seorang bapak yang sudah tua dan sebuah masjid.... kita mulai yaaa.....

Pada bulan puasa Romadhon tahun 2012 kemarin, seorang Bapak tua mendapat jadwal mengisi ceramah di sebuah masjid di Desa Kelurahan. Desa itu namanya memang Kelurahan. Kebetulan letak desa itu dari rumah si Bapak tua itu tidak bisa dikatakan jauh sekali, tetapi dikatakan dekat pun juga tidak. Kurang lebih sekitar 5 km. Kebetulan Bapak tua ini memang biasa mengisi ceramah-ceramah di masjid-masjid terdekat. Tetapi mengisi di masjid di Desa Kelurahan itu biasanya saat Sholat Jum'at saja, saat sholat tarawih jarang, karena jalan menuju desa itu gelap sekali, sepanjang jalan menuju desa itu adalah hamparan sawah. 


Walaupun Masjid itu sangat kecil, tapi beberapa kali menjadi khotib sholat jum'at di sana, jama'ah selalu penuh. Setiap sore, masjid itu menjadi tempat belajar membaca Al-Qur'an (TPA) untuk anak-anak kecil desa itu. Dan itu membuat trenyuh si Bapak tua. Apalagi saat akhirnya Beliau mengambil jadwal mengisi pada sholat tarawih. Ternyata saat itu, jama'ah malah lebih banyak lagi. Ibu-ibu dan anak-anak kecil yang ikut sholat tarawih sampai harus berada dipelataran luar masjid yang masih tanah, belum di semen. Si Bapak tua sedih melihat kondisi ini, tapi si Bapak tua itu tidak mampu berbuat banyak, dalam hati beliau selalu berdoa, beliau sangat ingin warga kampung itu mempunyai masjid yang layak.



Hingga pada suatu ketika, ada seorang teman dari Bapak tua ini yang bercerita kepada Beliau, bahwa sebelum meninggal, teman ini ingin sekali menyumbangkan uangnya buat kemaslahatan umum, dan bertanya ke Bapak tua ini, kemana enaknya dirinya dapat menyumbangkan uangnya. Si Bapak tua ini sangat bersyukur dalam hati, kalau ini memang jalan yang di berikan Alloh semoga Alloh memudahkan niat baik dan do'anya. Maka si Bapak tua memberikan saran, kalau teman ini berkenan, membeli tanah dan mewakafkannya ke Kampung Kelurahan untuk dapat dibuat masjid disana. Dan alhamdulillah, segala puji bagi Alloh SWT, si teman ini menyetujui saran dari Bapak tua ini setelah melihat langsung kondisi masjid itu.

Akhirnya, dibelilah tanah disamping Masjid Desa Kelurahan itu, dan diwakafkan ke Desa tersebut dengan perjanjian bahwa tanah wakaf tersebut hanya untuk pendirian masjid saja tidak boleh lainnya. Sekarang yang menjadi kendala adalah, bagaimana mencari dana untuk pendirian masjid itu. Si Bapak tua ini merasa langkahnya tidak sepanjang dulu seperti saat masih bekerja. Beliau sudah pensiun. Tetapi Beliau tidak mau menyerah. Dari beberapa teman, perkumpulan, beliau selalu sharing tentang kondisi masjid tersebut. Tetapi dana belum terkumpul. Akhirnya si Bapak mengambil keputusan. Beliau mengumpulkan putra-putrinya, dan meminta ijin untuk menjual tanah yang seharusnya diwariskan kepada anak-anaknya, untuk dana pembangunan masjid. Dan anak-anak Beliau ternyata mengijinkan, dan diperolehlah dana untuk modal awal pembangunan masjid itu. Alhamdulillah.

Dibuatlah kesepakatan dengan desa, bahwa dana akan diserahkan seluruhnya kepada desa itu untuk pembangunan masjid, tetapi desa juga harus membantu, dari kas desa, dari hasil panen warga untuk sedikit disumbangkan dan dari perorangan. Dan pelaksanaannya dilakukan oleh warga kampung itu sendiri pula, yang mampu bekerja sebagai tukang kayu, tukang batu dll. Makan dan minum pekerja ditanggung warga bergantian, disediakan oleh ibu-ibu semampunya. Gotong Royong. Kalian bisa membayangkan, jaman sekarang masih ada gotong royong seperti itu? Subhannalloh..!!!!



Si Bapak tua pun tidak berhenti sampai disini. Beliau mengajak lagi semua orang, kenalan, komunitas, teman bermain olahraganya, bahkan semua saudaranya : adik, anak, cucu, semuanya, agar mau melihat kondisi masjid itu dan ikut membantu sekedarnya seikhlas mungkin. Karena bahan-bahan material tentu saja tidak bisa diupayakan sendiri oleh warga, tapi memang harus membeli. Dan alhamdullillah sekarang pembangunan masjid sudah berjalan dan hampir 60%.

Nah...inilah cerita Earth...
Kalau teman-teman ada yang berkenan untuk turut membantu pendirian masjid di Desa Kelurahan itu, silahkan menghubungi Earth melalui email di nfr.earth@gmail.com atau melalui twitter Earth di @EmakEarth baru nanti akan Earth lampirkan no kontak untuk menghubungi Earth dan InsyaAlloh amanah teman2 akan Earth langsung sampaikan ke si Bapak tua tersebut.
Ini adalah upaya terakhir Earth membantu Bapak tua itu....
karena.....Bapak tua itu adalah orang yang membesarkan Earth sampai menjadi sekarang ini....

ayo Bapak,.......se\m/angaaattt.....
kita jangan menyerah yaaaa
Bismillah.......

ayo teman-teman, kalian yang menjadi apinya ya
disini sudah tersedia sekam nya
Barakallah....
amiiinnn Ya Robbal 'alamin




  

Tidak ada komentar: