Life is too short to wake up in the morning with regrets. So, love the people who treat you right. Forget about the ones who don't, and believe that everything happens for a reason. If you get a change, take it. If it changes your life, let it. Fight your day with your heart, get win and never surrender for what you believed. Always spread love, always thankfull for what God gives to us. Remember, no body said it would be easy. They just promised it would be worth it.



Minggu, Januari 30

Tukang parkir juga manusia

Pernahkah terpikir oleh kita, apa salah satu hal yang membedakan kebiasaan orang Indonesia dengan orang bule? Salah satunya adalah penggunaan tangan kita. Menurut mereka (bule), sah-sah saja memberi ataupun menerima dengan tangan kiri. Kalau orang kita, apalagi yang muslim, seperti anjuran nabi, bahwa lebih baik menggunakan tangan kanan daripada tangan kiri. Dan selain dikaitkan dengan agama, maka hal tersebut adalah demi kesopanan. Karena katanya, bangsa kita adalah bangsa yang sopan. Benarkah? Kata siapa coba?

Apa yang saya alami pada hari jumat menjelang sore, saat pulang dari beli oleh-oleh untuk diberikan ke my lovely sons, pas ambil motor dari parkiran, bapak tukang parkir lagi ngomel-ngomel, tapi bukan ditujukan ke saya lho. Katanya : "Saya paling tidak suka dengan orang yang memberikan dengan tangan kirinya. Sudah ngasihnya cuman lima ratus rupiah, pake tangan kiri lagi. Memangnya dia itu siapa, orang kaya?. Wong cuman pakai motor, ngasihnya juga lima ratus rupiah." Tentu saja semua omelannya menggunakan bahasa Jawa, karena kejadiannya di tanah Jawa. Dan kalimat tersebut diulang-ulang, untuk menunjukkan betapa kesalnya dia. Dan yang bisa saya lakukan hanyalah tersenyum kepada bapak tukang parkir, siapa tahu senyuman saya bisa mengademkan hatinya yang panas. Cieeee... Efek lainnya adalah saya harus memberikan jasa uang parkir lebih dari lima ratus. Biar tidak kena semprot juga. Hehehe, dan tak lupa dengan tangan kanan juga. Walaupun secara kebetulan saya memang jarang memberikan sesuatu ke orang lain dengan tangan kiri, karena orangtua mengajarkan saya cara yang demikian. 

Apa yang saya saksikan menunjukkan bahwa tukang parkir perlu juga dihormati atas keberadaannya. Bahwa mereka juga harus diorangkan. Dan terkadang walaupun kita berpikir pragmatis, dan ingin hal-hal yang sepele tidak perlu diributkan, kadang kita lupa dimana kita berada. Ada pepatah mengatakan, "Dimana kita tinggal, disitu langit dijunjung". Saya rasa itu merupakan ungkapan untuk mengetahui dan menghormati adat istiadat setempat, tanpa mempedulikan kita suku apa dan beragama apa. Walaupun tidak jarang pula, seperti yang sering saya temui, banyak pula tukang parkir yang seenaknya sendiri, maunya cuma nerima uangnya tapi tidak mau membantu saat kita mau mengeluarkan motor atau mobil. Dan apakah mereka mau bertangung jawab saat terjadi kehilangan helm, motor atau bahkan mobil?  Jangan harap !!. Bahkan teman saya tidak pernah percaya dengan aba-aba sang tukang parkir saat mengeluarkan mobilnya. Pengalamannya adalah saat aba-aba : "Kiri-kiri, kanan, bales, yak mundur dikit, dikit lagi... Brak,..yak stop!" heheheheh.  

Ya begitulah manusia, sama seperti saya, merasa yang paling benar tetapi seringkali lupa akan kekurangan diri sendiri. Semoga dengan kejadian ini, paling tidak walaupun saya sering merasa paling benar, saya dapat memanusiakan manusia seperti keinginan saya dimanusiakan pula oleh manusia. Karena kenyataannya saya memang manusia dan bukan makhluk lain, cuma manusia, bukan hewan, tumbuhan dan yang jelas bukan mahkluk halus pula. Begitulah kira-kira.  (earth)

 

 

Tidak ada komentar: